Skip to main content

Mural Mural on the Wall

Mural, mural on the wall. Who's the fairest of them all?
Well, itu salah satu kalimat yang langsung ada di pikiran saat lagi mikir buat judul.
Let me first introduce myself formally karena ini untuk tugas CB (Character Building) Interpersonal Development dari kuliahan.
Nama: Clarissa Candrian
NIM: 1701293383
Kelas CB/No. Absen: LD53/05
CB: Interpersonal

Firstly, untuk projek akhir CB semester ini, saya dan teman-teman sekelompok (Cheryl, Elviani, Ganjar, Hadi, Regina, dan Stephent) berpikir untuk melakukan hal yang sesuai dengan jurusan kita. DKV! oi. Jadi, tercetuslah ide untuk buat mural.
Apa itu mural?
According to Wikipedia, mural adalah cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok, atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya. Nah, media yang digunakan adalah cat dalam bentuk liquid atau paste. Saat kita mengerjakan ini, kita pakai cat tembok yang kental (supaya tidak mudah meleleh dan berantakan) yang pastinya juga tidak beracun dan tidak menggunakan bahan kimia, karena kan cat ini akan ditaruh di satu lembaga yang isinya anak-anak kecil yang suka pegang-pegang tembok lalu masuk mulu (tidak ada yang tahu). Cat ini jadinya tidak berbahaya buat anak kecil. Yah, jangan dimakan juga, sih.

Back to the main topic.
Di kelompok saya ini, beberapa yang memang anak DKV banget, memang sudah pernah melakukan mural. Nah, untuk saya yang merupakan seorang first-timer, saya baru sadar kalau mural ini benar-benar... menyita waktu. Tapi, saat udah melakukannya, kita benar-benar susah berhenti.
Kegiatan ini seluruhnya hasil kerjasama (yang sampai sekarang masih terjalin baik) sama ibu-ibu guru dan pemilik di PAUD Aisyiyah. PAUD Aisyiyah ini ada di Gang U, tepat di depan kampus BINUS Syahdan.

DAY 1:
Membersihkan tembok lama.
Untuk membersihkan ini, perlu tenaga ekstra. Tembok lama harus diamplas untuk mengangkat cat-cat lama, juga supaya cat yang baru lebih mudah menempel di tembok.
Melapisi tembok dengan cat warna putih.
Supaya warna cat nantinya lebih mudah terlihat, juga untuk membuat sketsa lebih terlihat jelas, tembok yang sudah diamplas (memang tidak bisa benar-benar hilang warna awalnya), dilapisi dengan cat warna putih.
Semuanya punya tugas :)
Susah yaa...
Ngeroll
DAY 2:
Sketsa, sketsa, dan sketsa.
Hari pertama itu memang tugas yang benar-benar membutuhkan tenaga ekstra. Soalnya, ternyata cat awal tidak bisa dengan mudah dikelupaskan dengan amplas. Akhirnya, kita beralih juga ke sesuatu yang lebih menyenangkan. HOHOHO. Gambar-gambar. Personally, ini memang kesukaan saya. Tapi, ternyata nge-gambar di tembok itu beda sama gambar di kertas. Masalahnya adalah areanya yang luas. Jadi, mata kita tidak bisa secara langsung melihat keseluruhan gambar. Jadinya, hmm, beberapa orang yang saya gambar jadi tidak proporsional. Tapi, tetap lucu kok!
Akhirnya, si tembok punya warna!
Sketsanya ternyata juga butuh waktu ya. Kirain akan mudah, tapi, setelah gambar sana, gambar sini, hapus sana, hapus sini, akhirnya selesai. Cat yang dibeli adalah cat warna merah, kuning, biru, hitam, dan putih. Sudah menjadi kebiasaan anak DKV untuk berhemat. Dan kita memang sudah terbiasa dibiasakan (?) untuk mencampur warna sendiri, supaya warna yang diinginkan sesuai dengan apa yang kita mau.
Eh, ada lagi masalahnya. Karena kita mengerjakan ini sampai malam (sampai jam 10 malam loh), jadi penerangannya kurang. Untung Ganjar punya lampu tambahan.
Ngecatnya harus berlapis-lapis
Sketsapun sampe malam
Sketsa terus
Dibeliin mi sama si ibu karena kasian ama kita katanya. Thanks a lot, BU!

DAY 3:
Akhirnya kelihatan bentuknya :D
Selama berhari-hari ngerjain ini, saya personally yang tidak terbiasa mural mulai lelah. Kok, nggak selesai-selesai. Sekali-sekali lihat dari jauh, kok jelek. Hmm... Tapi, setelah makin banyak warna yang ditambahin ke tembok, setelah hampir seluruh dinding tertutupi, kelihatan juga bagusnya. Apalagi begitu terlihat mood-nya. Cerah dan ceria.
Seluruh perjuangan dan prosesnya pun terbayar.



DAY 4:
Yuk, nge-cat bareng!
Tanggal 27 Mei 2015, tepatnya, kita buat acara, hasil kerjasama dengan ibu-ibu (dengan jiwa muda) yang super baik di PAUD. Anak-anak, well, ibu gurunya juga minta, sih, mengecat di sebuah papan MDF. Lalu, nantinya, papan akan kita bawa pulang untuk dipasangkan mesin jam. Papan yang sudah dipasang mesin jamnya, akan dikembalikan saat anak-anak masuk ke sekolah lagi.
Hari itu, seru banget. Saya sendiri tidak menyangka bahwa antusias anak-anak akan benar-benar besar. Karena, beberapa teman saya bilang bahwa kadang susah mengajak anak-anak melakukan sesuatu karena mereka malu-malu dan pendiam. Tapi, anak-anak dari PAUD Aisyiyah ini benar-benar beda.
Baru saja saya melangkahkan kaki masuk ke area halaman PAUD, mereka sudah bersorak-sorak (beberapa berbisik), "Yeyeyeye, kita nge-cat!"
Sewaktu sedang mengecat, memang beberapa anak ada yang membuat gambarnya menjadi... berantakan artistik. Tapi, ada juga yang benar-benar melakukannya dengan rapi. Hmm, calon anak DKV Binus. Hohohoho....
Hari itu, benar-benar luar biasa. Seru. Senang. Warna-warni. Asyik. Keren.
Inilah beberapa foto-foto hari itu.
Sebelum cemongan, ayo foto dulu!
Mulai sibuk ngecat niihh
Guru-gurunya pun tidak mau ketinggalan
My favorite kind of little dude! Namanya Majid :)
Cieeee, rapi!
Asik deh, keren!
Woooo. Super... artistik!
Ibunya pun ga mau ketinggalan pose
Ini lagi ibu yang centil :P
DUO
Kita-kita
Akhir kata, terima kasih diucapkan untuk semua pihak-pihak yang sudah membantu demi kelancaran berjalannya acara ini. Untuk ibu-ibu guru, anak-anak yang lucu-lucu dari PAUD Aisyiyah, teman-teman sekelompok, Bapak Dosen juga. Well, maaf kalau bahasa yang dipakai ada yang kurang dimengerti, karena memang bahasa Indonesia itu tricky.



Till we meet again.

Regards,
Primary Colors


Comments

  1. Casino in New York (New York) - Mapyro
    Get directions, reviews and information 경주 출장샵 for Casino in 부천 출장마사지 New York (New 충청북도 출장마사지 York) in New 포항 출장안마 York, including fully 대전광역 출장샵 refundable rates with free cancellation.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular

Antara Kambing dan Croissant

Apa hubungan antara kambing dan croissant? Tenang, ini bukan kayak teka-teki receh yang nanya hubungan telepon sama jemuran. Well, thanks to Facebook yang mengingatkan bahwa sudah pas 2 tahun saya ke kota ini. Sebuah kota kecil di negara Polandia yang namanya Poznan. Ke Poznan memang sudah jadi bagian dari rencana saya waktu tau bahwa dapet kesempatan study abroad ke Ceko. Ada 2 temen —yang saya kenal dari AIESEC kayak yang saya ceritakan di post ini—tinggal di Poznan. Diatur deh waktunya untuk ke Poznan. Masuklah dia ke bagian trip backpacking panjang setelah semester selesai. Jarak dari Berlin ke Poznan To be honest, saya ga punya ekspektasi apa-apa sama kota ini. Toh busnya juga murah, waktu itu beli seharga PLN 21 (~80.000 rupiah) dari Berlin. Akomodasi juga ga bayar, hehe, kan nginep di apartemen temen ituuu… Kita (saya dan 1 temen lagi) sampai di Poznan jam 5 sore. Sampai di terminalnya, temen saya (Marta) udah nunggu. Berangkatlah kita ke apartemennya. B...

2019: Visa Studi (Legalisir Akta Lahir & MVV) ke Belanda

Jadi, kali ini saya akan cerita tentang pengalaman membuat visa studi (legalisir akta kelahiran & MVV Belanda) untuk keperluan studi. Saya akan update blog post ini sambil berjalannya proses ini. PENTING!!! Mengurus MVV tidak perlu membawa Akta Kelahiran yang sudah dilegalisir. Jadi, saran saya, sambil memproses legalisir Akta Kelahiran ini, segera jadwalkan appointment di sini . Karena jadwal seringkali penuh. 1. Membuat MVV (machtiging tot voorlopig verblijf) Kali ini saya membuat MVV terlebih dahulu karena setelah mendapat jadwal reschedule, akta kelahiran saya belum selesai proses legalisasi. MVV adalah long-term stay visa yang berlaku selama 3 bulan. Nanti setelah sampai di Belanda, kita harus mengurus ke pemerintah lagi untuk mendapatkan residence permit. Mengurus MVV sangatlah mudah asalkan dokumen lengkap. Dokumen yang dibutuhkan adalah: paspor asli, fotokopi paspor, formulir MVV yang sudah diisi, surat konfirmasi dalam Bahasa Belanda (diberikan oleh universitas)...